Minggu, 29 Januari 2012

Love is Respect

Udah lama gak Nulis nihh... hari ini sayaa mau nulis kejadian yang baru2 ini terjadi sama saya...
seperti biasa tokoh yang bersangkutan.. identitasnya dirahasiakan.. cekidot,,,
sudah beberapa bulan terakhir saya kembali komunikasi dengan seorang wanita bernama DP* ,, seseorang yang mungkin sampai saat ini atau selamanya saya sayang,,, 
tidak jauh berbeda dengan sebelum2nya.. saya sering menghabiskan waktu berdua.. tertawa bareng,, gila-gilaan.. hanya saja, saya merasa ada sesuatu yang janggal yang kenyataannya membuat saya merasa tidak nyaman.. 

rasa tidak nyaman ini mulai timbul ketika saya mendatangi seminar motivator terkenal MT* dalam seminarnya dengan tegas beliau menyatakan.. LOVE is Respect. saya mengartikannya Ketika kita mencintai seseorang atau menyayangi seseorang,, kita tidaklah memanjakannya,, memperhatikannya,, perduli.. satu hal yang kita lupakan.. yaitu Menghormati.. Lucu memang ketika kita bersama pasangan main ceng-cengan.. cuma terkadang kita lupa batasannya,, sampai2 berkurangnya rasa hormat(wibawa) masing2 pihak.

Back to case,, 
sepulang seminar sayapun mulai sadar, ketika komunikasi kembali dengan DP sepertinya ada yang hilang.. saat kirim2an surat,, dia menjawab singkat,, rasa perduli terhadap saya sedikit berkurang,, dan banyak lagi *sisannya privasi*
kondisi ini sangat tidak nyaman.. puncaknya saat dimana saya tidak dapat menahan emosi ke dia.. dan mengucapkan kalimat kasar yang rasanya memang tidak pantas saya ucapkan.. masalahnya sepele.. cuma karna dia tidak membalas surat dan mengangkat telepon dari saya. dan saya memang tidak suka di cuekin.. buat saya lebih baik di gentak daripada dicuekkin.. karena dicuekkin = tidak ada / nothing / tidak dianggap.

ya itulah puncaknya dimana saya sudah merasa tidak dihormati lagi.
seperti biasa saya tidak mau menyalahkan orang lain terutama dia orang yang paling saya sayang. dan hasilnya adalah :

1. (pertama) sikap saya yang terlalu baik, atau bahkan selalu nurutin setiap perkataan dia.. hanya karena saya ingin melakukan apapun yang dia mau asalkan dia tertawa / bahagia. walaupun kadang saya harus berkorban. ternyata sikap ini. membuat penghormatan terhadap diri saya turun drastis.. bahasa kasarnya secara tidak sengaja saya menawarkan diri sebagai pembantu.
2. (Kedua) Ketegasan. ini salah satu hal yang menjadi kekurangan saya ketika berhadapan dengan DP. saya selalu luluh. setiap ada konflik walaupun tidak semua murni kesalahan saya. saya selalu mengalah *sometimes.
3.(ketiga) ini saya dapat ketika saya berbincang dengan salah satu temannya. 3-4Bulan bukanlah waktu yang singkat (tanpa komunikasi dengan DP). mungkin pada saat itu dia tertarik sama laki-laki lain, mungkin dekat, nyaman sama orang lain, mungkin sayang sama orang lain.. atau mungkin dia juga sudah memiliki orang lain untuk berbagi masalah perasaannya masing2.. (pacaran).

Itulah masalahnya, ketika dekat lagi dengan DP saya mengacuhkan 3 faktor tersebut. Saya boleh bangga dulu saya menjadi satu2nya orang yang dapat mengerti dia.. satu2nya orang yang selalu ada untuknya.. satu2nya orang yang mampu membuatnya nyaman. tetapi saya salah...
sampai saat ini dia masih bisa tertawa karena saya, senang terhadap ocehan saya. tapi tidak dengan "Respect" saya bukanlah orang yang memiliki itu di kehidupannya saat ini.. mungkin dulu saya pernah memilikinya. tapi sekarang. tidak lagi..

sesuatu yang ironi sekali ketika saya sadar akan hal ini.. APA yang hendak saya lakukan.. mengambil kembali Respect itu?? ATAU membiarkan orang lain memiliki "Respect" darinya ?? Ikhlaskan?? -_-"

saya kembali merenung.. apa yang bisa membuat saya mendapatkan "Respect" darinya. saya bukan orang pintar, saya masih seorang mahasiswa tanpa penghasilan, ketika bersama dia saya hanya bermodalkan 'selalu ada untuknya'.. hanya itu yang saya punya.. apa itu semua cukup??

Hidup bersama orang yang sudah tidak "Respect" dengan kita itu sangat menyakitkan.. keberadaan kita dipertanyakan.sampai minggu terakhir saya akur samadia.. saya percaya diri. dia masih sayang sama saya.. tapi untuk saat ini,, jangankan sayang,,"Respect" pun mungkin sudah tidak ada...

sampai disinikah cerita saya bersama DP.. saya belum siap atau mungkin tidak pernah siap .. jauh dari dia.

-bersambung-
next story saya akan menceritakan keputusan apa yang akan saya ambil dari kejadian ini...
makasih Yaaaawwww *gaya khas DP*