Minggu, 01 Juli 2012

Renungan

2 Juli 2012
Sambil nunggu Final, saya mau posting dulu ah ..

kali ini bercerita tentang sebuah renungan saya, tentang apa yang telah saya lakukan belakangan ini. Iya sedikit berhubungan dengan postingan sebelumnya, hanya saja saat ini emosi saya sudah stabil, enggak meledak seperti kemarin. Yuk Kita masuk ke bagian utamanya nya !!

Saya merenungkan perbuatan saya yang ternyata, setelah dipikirkan berkali-kali. Iya.. memang tidak sepantasnya saya melakukan hal tersebut. Itu sangat berlebihan, apapun alasannya Membuka AIB seseorang tidaklah dapat dibenarkan.
Ini adalah prilaku yang sangat, sangat, sangat, PENGECUT. Saya akui itu, dan mungkin beberapa dari teman-teman pembaca juga pernah secara tidak sadar melakukannya.
Iya, manusia memang kelewatan ketika EMOSI, ada yang mengeluarkan kata-kata tidak pantas, ada yang melakukan kontak fisik atau menyakiti orang lain, ada yang dendam sampai menjelek-jelekan lawannya kepada orang lain -_- .

Beberapa orang dapat memakluminya, ada yang sering berkata :
"Wajarlah namanya juga lagi emosi."
Atau pelaku malah bisa berkata seperti ini :
"Dia kelewatan !! dasar *kebun binatang* pokoknya awas hidup Lu gak akan Tenang !!"

"Sifat alami manusia ini memang ada, inilah Emosi salah satu anugerah Allah SWT. Sesuatu yang sangat liar susah dikendalikan, namun ketika Seorang Insan manusia dapat mengontrol Emosi. Waaaww... Dia termasuk manusia yang luar biasa.. Atau Manusia Dahsyat (Gaya MLM) #Haaadddeehhhhhhhh "

Iya kadang kita lupa atau khilaf , dengan apa akan terjadi pada korban.
1. Ada yang terluka secara Fisik jika kita melampiaskan dengan sebuah tindakan (pukulan).

2. Atau mungkin terluka secara Batin :p korban merasa tersindir atau sakit hati dengan apa yang telah kita ucapkan, memang tidak ada kontak fisik, tapi ini jelas lebih parah dari luka secara fisik, salah satu akibat fatalnya adalah menimbulkan Rasa Dendam pada korban. Hal ini juga berujung pada konflik yang tiada akhir. satu melukai lainnya, dan kemudian terjadi balas dendam.

3. Ini yang terparah, membuat efek sosial terhadap korban , karena kita menjelek-jelekan korban. Ada yang membeberkan kekurangan atau hal buruk yang telah dilakukan korban atau bahkan ada yang mem-Fitnah korban yang jauh dari faktanya.

4. Membunuh korban *Enggak usah dibahas Serem*

Teman-teman, saya mau bercerita tentang renungan saya masalah emosi. Dalam postingan sebelumnya dalam blog saya, seolah-olah saya menggambarkan sosok orang yang telah dewasa banyak pengalaman dan Bla..bla..blaaa.... Namun pada kenyataannya saya masih belum dapat mengontrol Emosi saya sendiri. Iya saya mengakui jika saya melakukan sebuah tindakkan yang memalukan saat emosi. Saya bercerita tentang Kekurangan dan keburukan Korban ke orang lain.  Saya merasa malu melakukannya.

"Akuilah kesalahan diri sendiri, tunjuk hidung kita sendiri, jadikan sebuah koreksi dan kemudian maafkan diri kita. Karena itu salah satu Jalan untuk mengenali Diri Sendiri" #KakaoQuotes

"Orang yang kenal dirinya semakin dekat untuk mengenal Tuhannya"

Pada saat emosi memang rasanya lega ketika kita dapat melampiaskannya terlebih bisa melampiaskan ke Korban (subyek yang membuat kita emosi). Rasanya seperti menjebol gawang Buffon, , lega banget !! kita merasa Puas, apapun caranya ketika melampiaskan emosi itu kita akan merasa tenang (JELAS UNTUK SESAAT).

Namun pada akhirnya, Rasa bersalah menghampiri kita, rasa penyesalan turut mengikutinya juga. Sesaat kemarin saya menjadikan "Pembelaan terhadap diri sendiri / lelah dengan situasi yang terus berulang" tameng atau alasan saya berbuat kelewatan. Guuyyysss... apapun alasannya selalu ada cara untuk menyelesaikan masalah, tidak dengan Emosi terlebih menyakiti orang lain.

Jika korbannya adalah orang tua kita, apa pantas Beliau mendapatkannya, beliau membesarkan  kita, memberi kita nafkah, mengajari kita hidup, memberikan apa yang kita mau, membela kita sekalipun kita pernah salah dll. Apa pantas Beliau mendapatkannya, beliau kita sakiti hatinya dengan Emosi kita?? Sebandingkah itu semua??

Jika korbannya sahabat kita, mereka yang menemani kita saat susah dan senang, mereka orang pertama yang selalu bersedia meluangkan waktunya untuk mendengarkan keluh kesah kita ketika kita mendapatkan masalah, mereka adalah orang-orang terbaik yang kita punya. Kita merusak semuanya karena Emosi kita, persahabatan yang terjalin bertahun-tahun hancur karena emosi sesaat , terlebih karena hal yang sepele namun kita merespon dengan berlebihan. Pantaskah sahabat kita menerima itu ??

Jika korbannya nya Pacar (Mantan) #kasusSaya  .. Kita pernah memulai sebuah hubungan dengan manis, dengan baik-baik. Pasangan kita bersedia menjalani hidup bersama kita. Jika Jumlah wanita/pria (tergantung kondisi masing2)  di Bumi 200Miliyar wanita/pria, di Jakarta ada 20Juta Wanita/pria Pasangan kita 1 diantara itu semua yang mau menjalani hidup bersama kita, dia orang yang mau membagi waktu, tenaga mungkin uang, keringat dll. dia mau menjalaninya dengan segala kekurangan yang kita miliki. So, pantaskah orang satu-satunya tersebut kita hancurkan hatinya?? hanya untuk emosi sesaat?? Saat masih bersama kita saling mengumbarkan rasa cinta satu sama lain. Namun saat berakhir kita (saya) membuka keburukannya, menjelek-jelekin.. Pengecut & Pecundang !! (Saya)

Kalaupun semua itu telah terlanjur terjadi. Mari kita minta maaf dan koreksi diri. Mungkin memang tindakan kita keterlaluan, sudah melampaui batas. Sebagian Korban ada yang sangat Terluka sampai-sampai tidak ada pintu maaf untuk kita. 


Teman kita hanya manusia yang berlumur dosa , yang membedakan kita satu dengan yang lain salah satunya adalah manusia mana yang mau tumbuh dan berkembang menjadi lebih baik dari sebelumnya. Yang berlalu memang tidak dapat kita perbaiki lagi, kita tidak bisa mengulang waktu yang telah lewat, Namun Umur/Usia membuat kita memiliki kesempatan untuk merubah pribadi kita menjadi lebih baik lagi. 


Next Time (untuk saya khususnya), mari kita berusaha menyelesaikan masalah dengan kepala dingin, apapun kondisinya sadarlah sampai kapanpun emosi tidak akan menyelesaikan masalah. Siapapun orangnya, mereka harus mendapatkan perlakuan terbaik dari diri kita, bukan perlakuan yang penuh emosi. Terlebih orang-orang yang kita sayang. 


Semoga kedepannya kita dapat menjadi Pribadi yang lebih baik lagi , dari hari ke hari,,, dan tidak pernah berhenti untuk menegur dan mengoreksi diri ini jika memang melakukan kesalahan. 


AMIN ..